Jauhar Rekomendasikan Warung Mbak Nur Km 11 Balikpapan Pilihan Sarapan Pelancong
28 Februari 2020 Admin Website Berita 8209
Jauhar Rekomendasikan Warung Mbak Nur Km 11 Balikpapan Pilihan Sarapan Pelancong

Oleh : Dr. Moh Jauhar Efendi, MSi

Saya sebenarnya teramat jarang memposting soal makanan. Tapi kali ini mohon dimaafkan, karena persoalannya bukan makanan, melainkan lebih kepada soal pemberdayaan ekonomi rakyat.

Ya Rabu lalu (19/2/2020) sebelum saya memimpin sebuah rapat di Aula Kantor Walikota Balikpapan, saya bersama sopir, Mistri Adi dan staf Sub Bagian Umum, Arif Maulana Jumadi singgah makan dulu untuk urusan kampung tengah. Maklum berangkat pagi dari Samarinda usai sholat subuh. Jadi saya dan staf belum sempat makan.

Saya harus mempertimbangkan ketepatan waktu sebelum singgah untuk sarapan. Maka saya putuskan sebelum masuk kota, harus makan dulu. Biasanya saya suka makan pecel Madiun, dekat Hotel Sagita (sekarang Hotel Horizon). Tapi kalau makan ke sana, jaraknya cukup jauh dari Kantor Walikota Balikpapan. Tentu ini tidak efektif.

Pucuk dicinta, ulam tiba. Itulah gambaran yg pas untuk memenuhi keinginan saya makan pecel Madiun.  Karena Warung Mbak Nur ini memang jualan pecel Madiun. Kalau dari Samarinda, poisisinya di sebelah kiri jalan. Persis di seberang Masjid Da'watul Islam.

Bangunan warung sangat sederhana dan cukup tua. Mbak Nur bukannya tidak ingin tempat yang lebih bagus. Tetapi semata-mata karena soal biaya sewa warung. Kalau sebelumnya Mbak Nur menyewa warung per bulan Rp. 900 ribu. Sekarang katanya naik jadi satu juta rupiah per bulan. Itu artinya, untuk bayar sewa saja tiap hari harus menyisihkan uang 35 ribu rupiah. Belum untuk bayar listrik, air, beli gas, dan lain-lain.

Banyak pilihan menu yang disajikan di Warung Mbak Nur. Selain pecel Madiun sebagai menu andalan, juga jual nasi kuning, nasi campur, dan ayam geprek. Hem....rasanya lezat dan nikmat. Dalam waktu sekejap 3 piring makanan ludes tak bersisa. Eit... tunggu dulu... Jangan dikira 3 piring tersebut saya habisin sendiri. Tapi untuk bertiga.

Soal harga, jangan tanya murahnya untuk ukuran harga di Balikpapan. Dengan uang lima puluh ribu rupiah sudah cukup untuk makan bertiga. Yang lebih penting lagi menurut saya kandungan gizinya tercukupi. Betapa tidak, waktu saya makan ada 2 orang Mbak-Mbak cantik (ini bukan penilaian saya saja lho, tapi juga penilaian 2 orang staf yg ikut saya) . Pembeli tersebut naik motor dan pakai helm, pesan nasi bungkus untuk dibawa pulang.

Saya hanya memperhatikan dari kejauhan. Terlihat obrolan yang nampak akrab dan menunjukkan Mbak tersebut sudah menjadi langganan setia di Warung Mbak Nur. Memang sepanjang saya makan, para pembeli datang silih berganti tiada henti. Mungkin karena faktor enak dan murah, sehingga warung Mbak Nur ini laris manis. Alhamdulillah.

Rasa penasaran menyelimuti pikiran saya. Setelah Mbak-Mbak tadi pulang, saya tanya ke pemilik warung. "Siapa Mbak tadi yang baru beli makanan?". Oh itu Bu Dokter yang bertugas di Puskesmas Karang Joang, Pak. Demikian dia menjelaskan. "Bu Dokter itu memang langganan saya Pak". Demikian dia menambahkan.

 

Saya tidak peduli siapa nama  Bu Dokter yg cantik itu. Karena memang itu tidak terlalu penting bagi saya. Dalam hati saya, kalau seorang dokter berlangganan makan di Warung Mbak Nur, berarti makanan yang disajikan cukup hyginis. Memenuhi syarat standar kesehatan.

Mbak Nur menceritakan menjalani usaha ini sudah sekitar satu tahun. Jam 6 pagi warung sudah buka. Lho jam 6 sudah buka? Terus mulai masak jam berapa? "Saya masak mulai pukul 03.00 dini hari", ketika sebagian orang masih tidur nyenyak di pembaringan.

Saya salut dengan semangatnya yang luar biasa. Keingintahuan saya semakin meningkat.  Kalau mulai masak masih gelap, "jadi belanja bahannya jam berapa Mbak? Spontan dijawab "jam 3 sore". Itu batas akhir jadwal belanja, kalau warung ditutup jam 2 siang. Tutupnya warung sangat bergantung. Apakah jualan cepat habis atau tidak. Kalau cepat habis ya cepat ditutup. Tapi kalau gak habis juga, jam 2 siang harus ditutup, karena minimal jam 3 sore harus mulai belanja untuk keesokan harinya.

Ditanya suka dukanya berjualan. Dengan fasih, ia mengatakan, "sukanya kalau jualan cepat habis". Omset atau pendapatan kotor jualannya per hari sekitar Rp. 1.100.000,00. Sisa operasional per hari antara 200 sampai 300 ribu rupiah. Saya yakin itu tidak dimasukkan komponen tenaga kerja. Artinya tenaga kerja Mbak Nur tidak diperhitungkan, alias gratis.

Dukanya, karena jualan di pinggir jalan poros utama, ia punya pengalaman pahit yang tidak pernah terlupakan. Ia cerita kalau dirinya pernah ditipu atau dikerjain orang yang pura-pura membeli. Pembeli misterius itu pesan 30 nasi bungkus. Habis pesan, pamit dulu ke ATM. Katanya mau ambil uang. Ditunggu-tunggu, pembeli tidak kunjung kembali. Padahal nasi bungkus sudah siap. Mbak Nur ini berhati mulia. Akhirnya 30 nasi bungkus tersebut diberikan kepada orang yg lewat. Hitung-hitung sedekah.

Kalau saja harga 30 bungkus nasi tersebut sebesar Rp 400.000, maka sebenarnya pemilik warung sudah kehilangan pendapatan kotor tidak kurang dari 35 persen. Koq tega ya ada orang yang berbuat menyakiti dan merugikan orang lain. Moga Allah limpahkan rejeki yang banyak lagi dan barokah. Aamiin.

Mbak Nur melanjutkan ceritanya, bahwa suatu ketika pernah dompet dalam tas miliknya dicuri orang, gara-gara ditinggal jualan di luar. Padahal dalam dompet tersebut ada surat-surat penting, cincin 2 gram dan uang satu juta rupiah. Kendati dalam keadaan kecurian, Mbak Nur masih bisa bersyukur, karena surat-surat penting dikembalikan. Hanya cincin dan uang yang berpindah tangan.

Bagaimana cara mengembalikan surat-surat penting? Nah itu yang tidak saya tanyakan. Sebaiknya sahabat fb langsung saja mampir ke   #WarungMbakNurKM_11 dan menanyakan secara langsung, sambil menikmati pilihan menu yg tersedia.

Kisah sukses Mbak Nur merubah nasib patut kita teladani. Awalnya ikut bekerja sama orang lain. Sekarang sudah berani mandiri dan usahanya mulai berkembang, dapat membantu ekonomi keluarga. Moga usahanya bisa berkembang terus dan barokah. Aamiin. Kepada sahabat FB yg penasaran. Silakan mencoba.

 

Oh iya saya buat tulisan ini bukan di kantor, tapi saat naik pesawat menuju ke Samarinda. Biar efektif menggunakan waktu dan bermanfaat bagi sesama.

 

 

 

 


Artikel Terkait
Info Permohonan Informasi
Artikel Terbaru
Statistik
Online
Pengunjung Hari Ini
Halaman Dikunjungi Hari Ini 0
Total Pengunjung 198051
Total Halaman Dikunjungi 1793823
Government Public Relation

Jl. Abdul Wahab Sjahranie - Samarinda - Kaltim
Telp : (0541) 7779725,
Fax : (0541) 7779726
E-mail : dpmpd@kaltimprov.go.id
E-mail Pengaduan : dpmpdkaltim@gmail.com

Sitemap | Kontak | Webmail

Visitor
Total : 1793823
Bulan ini : 0
Hari ini : 0

© DPMPD Prov Kaltim @ 2021-2023