SAMARINDA – Program Inovasi Desa (PID) yang dilaksanakan dalam rangka optimalisasi penggunaan Dana Desa sejak 2017 segera berakhir.
PID 2019 disebut menjadi tahun terakhir pelaksanaan program yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PPMD) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) ini.
“Walaupun pada 2020 tidak ada lagi kegitan PID, tetapi pola-pola atau model PID hendaknya bisa diadopsi. Karena dengan PID diharapkan penggunaan Dana Desa bisa lebih efektif dan efisien,” ujar Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi, Selasa (19/11).
Karenanya dia berharap Rakor Program Inovasi Desa (PID) yang baru selesai dilaksanakan DPMPD Kaltim sejak 12 hingga 15 November lalu benar-benar dimanfaatkan secara optimal menggali ilmu terkait penggunaan Dana Desa secara efektif dan efisien. Sebab rakor yang baru dilaksanakan tersebut juga menjadi kegiatan terakhir seiring berakhirnya PID pada 2019.
“Makanya saya mengambil langkah harus menutup Rakor PID, karena saat pembukan tidak bisa hadir. Saat menutup kegiatan rakor, saya sempat menyampaikan beberapa pesan yang harus mendapatkan perhatian kita bersama. Itu salah satunya. Bagaimana PID bisa diadopsi,” tegasnya.
Sejalan dengan itu, Pemkab secara mandiri dapat mengalokasikan anggaran untuk mengadopsi PID. Dengan demikian pola-pola PID bisa dilaksanakan di tingkat daerah dengan tujuan sama, yakni mengoptimalkan penggunaan Dana Desa.
Dia juga mengingatkan agar semua pemangku kepentingan terkait bisa bersinergi agar serapan Dana Desa lebih cepat.
“Terima kasih kepada para narsum dan peserta yg telah hadir serta semua pihak yg mendukung kegiatan ini, sehingga dapat berjalan dengan lancar. Aamiin,” katanya.(DPMPD Kaltim/arf)
6704 Dilihat
7066 Dilihat
9902 Dilihat
7076 Dilihat
6932 Dilihat
5053 Dilihat
 Online |
|
 Pengunjung Hari Ini |
|
| Halaman Dikunjungi Hari Ini |
 |
| Total Pengunjung |
    |
| Total Halaman Dikunjungi |
   |