“Pesta Adat Lom Plai di Desa Nehas Liah Bing Bentuk Nyata Keberadaan Masyarakat Hukum Adat Wehea”
“Pesta Adat Lom Plai di Desa Nehas Liah Bing Bentuk Nyata Keberadaan Masyarakat Hukum Adat Wehea”

 

Bertempat di Lapangan Bola Desa Nehas Liah Bing Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Pesta Adat dan Budaya Lom Plai Tahun 2023 dimeriahkan berbagai macam acara adat, budaya dan kesenian tradisi lokal yang tergabung dalam Rumpun Dayak Wehea sukses digelar Selasa (02/5/2023)

 


Bupati Kabupaten Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dalam sambutanya mengatakan bahwa Pesta Adat dan Budaya Lom Plai Tahun 2023 ini merupakan bagian Event Karisma Nusantara (KEN) oleh Kemenparekraf.

 


Melalui event Pesta Adat dan Budaya Lom Plai ini diharapkan mampu memberikan dampak positif untuk kemajuan Masyarakat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kutai Timur, selain itu juga melalui event ini mampu menjadi sarana pelestarian adat budaya dan kearifan lokal yang masih dipertahankan dan dilestarikan hingga kini bagi masyarakat suku Dayak Wehea ”ucapnya.

 


PSM – AM Pengembangan Kapasitas Masyarakat Helvin Syahrudin mengatakan, bahwa Pesta Adat Lom Plai ini merupakan sebuah Pesta Adat dan Budaya sebagai ungkapan rasa syukur dan ucapan terima kasih warga di 6 Desa (Desa Nehas Liah Bing, Desa Bea Nehas, Desa Dea Beq, Desa Diaq Lay, Desa Jak Luay, Desa Long Wehea) suku Dayak Wehea kepada Dewi Padi, katanya.

 


Sejarah Lom Plai. Dewi Padi atau Long Diang Yung dulunya adalah seorang putri cantik jelita anak semata wayang dari Ratu Dayak Wehea, Diang Yung. Putri tersebut sengaja dikorbankan dengan cara disembelih, untuk menyelamatkan warganya yang menderita kelaparan akibat kemarau berkepanjangan.

 


Kisah tersebut hingga kini menjadi legenda. Sehingga tiap tahun usai panen, masyarakat adat Wehea selalu menggelar Lom Plai. Masyarakat Dayak Wehea percaya dengan pengorbanan Putri Long Diang Yung dapat membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh manusia.

 


Dalam perayaan Lom Plai ada beberapa hal yang wajib dilaksanakan masyarakat Adat Dayak Wehea, yakni memasak pluq (lemang) di subuh hari, kemudian di pagi hari dilanjutkan melakukan Naq Jengea, Seksiang (perang-perangan di sungai), hingga Plaq Sai (lomba perahu).

 


Sebelum menari Hudoq (makhluk dari kayangan) tarian untuk menjaga tanaman padi, agar tetap bisa subur pada musim depan, Setiap tamu yang datang wajib menikmati sajian dari tuan rumah seperti makan lemang.

 


Melihat akan keunikan yang dimiliki oleh masyararakat suku Dayak Wehea ditambah lagi dengan dimasukannya Pesta Adat Lom Plai kedalam Kalender Event Nasional serta mempertahankan Adat Budaya dan Kearifan Lokal Suku Dayak Wehea ini tetap ada dan terjaga maka sudah saatnya Masyarakat Adat Wehea mendapatkan Identitas melalui Pengakuan dan Perlindungan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur sebagai Masyarakat Hukum Adat, tutup helvin. (DPMPD-Bgs)


Artikel Terkait
Info Permohonan Informasi
Artikel Terbaru
Gelar TTG X Resmi di buka
24 April 2024 36 Dilihat
Statistik
Online
Pengunjung Hari Ini
Halaman Dikunjungi Hari Ini 0
Total Pengunjung 198051
Total Halaman Dikunjungi 1793823
Government Public Relation

Jl. Abdul Wahab Sjahranie - Samarinda - Kaltim
Telp : (0541) 7779725,
Fax : (0541) 7779726
E-mail : dpmpd@kaltimprov.go.id
E-mail Pengaduan : dpmpdkaltim@gmail.com

Sitemap | Kontak | Webmail

Visitor
Total : 1793823
Bulan ini : 0
Hari ini : 0

© DPMPD Prov Kaltim @ 2021-2023