Bacalah Fenomena Alam ini...
30 November 2016 Admin Website Berita 10350
Bacalah Fenomena Alam ini...

Penggalan ayat Al Quran yang diwahyukan kepada kekasih-Nya Muhammad di Gua Hira di atas, seakan menyentak kita sebagai umat manusia! Baik yang durhaka maupun yang taat menghamba kepada Tuhan Semesta Alam. 

       Renungkanlah,  betapa Allah SWT dengan kasih sayang-Nya (Ar Rahim) telah menurunkan perintah membaca untuk yang pertama kalinya kepada umat manusia. Jelas ada pesan yang ingin disampaikan Sang Kuasa bahwa membaca itu sangat penting dilakukan oleh umat manusia Tentu saja hal itu sudah terbukti. Bahwa membaca adalah suatu perintah untuk merekontruksi manusia dari kejahilan menuju beradab dan berakhlak.  

      Dengan perintah membaca yang disampaikan oleh Alah kepada Habibullah Muhammad, maka perintah itu sama juga yang telah disampaikan kepada Adam as ketika di surga. Bacalah dan pelajari isi surga, maka Engkau akan menjadi makhluk Insanu Takwin, makluk yang paling mulia dinatara hewan, Iblis bahkan Malaikat.

      Dengan adanya firman  Iqra ini, maka tiada lain dan tiada bukan ia adalah wahyu yang berasal dari Tuhan Semesta Alam bukan dari tipu daya atau sabda Setan yang terkutuk. Bukti lain bahwa Al Quran adalah wahyu Tuhan, maka setiap membaca Al Quran setiap Muslim diwajibkan meminta perlindungan dari godaan setan dengan membaca Tawaudz. Sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran:

         “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk . (QS 16. An Nahl [16]: 98)

 

         Bagaimana tidak sejumlah tokoh dunia termasyur dimanapun mengaku kesuksesannya disebabkan karena membaca Sebut saja Muhammad Natsir Hamka Presiden pertama RI Soekarno atau tokoh dunia lainnya seperti Perdana Menteri Inggris Margareth Teacher atau 

        Dalai Lama Kesuksesan karier yang diperoleh dari kebiasaan membaca juga dialami Drs. H. Sampurno, MBA Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Menurut lulusan UGM ini kunci kesuksesan adalah menjadi pekerja yang tangguh dan keras dan modal dasarnya adalah memiliki kesukaan membaca. Bagaimana menerapkan budaya membaca di tengah-tengah keluarga terutama anak-anak ?

               Bacalah dengan nama Tuhanmu demikian ayat pertama yang turun dari Allah SWT kepada Muhammad SAW, Menunjukkan betapa pentingnya kebiasaan membaca bagi umat manusia H. Sampurno, MBA Kepala Badan POM salah satu tokoh yang mampu meraih kesuksesan lewat membaca menyatakan kebiasaan membaca harus diterapkan orang tua kepada anak-anak sejak usia dini. 

          Menurut H. Sampurno awalnya membiasakan diri membaca sangat sulit dilakukan namun setelah terbiasa kebiasaan membaca itu menjadi kebutuhan Tetapi membaca bisa menjadi kebutuhan jika tidak kita merasakan hasilnya. Tokoh satu ini mengakui saat menghadapi persoalan sulit ia seolah-seolah mendapat intuisi cepat menggali menganalisa serta mencari alternati-alternatif solusi. Semua itu ternyata merupakan hasil endapan proses panjang dari kebiasaan membaca sehingga membaca buku itu menjadi guru dan referensi solusi persoalan kehidupan

          Diakui atau tidak keberhasilan kita membina dan mengelola alam semesta ini karena proses panjang membaca itu. Tapi sayangnya kita kadang bukan saja ingkar kepada Tuhan tetapi justru menjadi makhluk yang paling durhaka kepada Allah. Kedurhakaan kita melebih “Maling Kundang”  anak durhaka yang tidak mengakui ibunya yang sudah tua renta yang telah melahirkan dan menyusuinya selaam 2 tahun. 

        Lalu kalau kita tidak durhaka keada Allah apakah kita mengakui eksistensi Allah. Apakah kita mensyukuri nikmat Allah yang tiada terhingga, yang tiada terkira bahkan tiada terduga.. 

       Semesta alam yang diciptakan di dunia ini secara pasrah menjadi karunia dan fasilitas yang dianugerakan oleh Sang Maha Khalik Allah Semesta Alam. Lalu apa balasannya yang kita berikan keda Allah! Dengan membusungkan dada kita melalang buana di muka persada ini. Sudahkan kita sujud merendakhkan kepala atau mengangkat tangan berdoa, Sebagai wujud rasya sukur atas nikmat-Nya dan sebagai rasa tawadhu mengharap ridha-Nya.

     Semakin sering kita membaca Al Quran, semakin banyak rahasia atau tabir  yang “mungkin” akan kita  buktikan”. Apakah anda pernah melihat orang mendulang emas di sunga?

      Kita ibaratkan orang yang mengkaji Al Quran seperti  orang mendulang emas, semakin rajin ia mendulang, maka semakin banyak kemungkinan emas yang akan diperolehnya. Berarti keuntungan sudah di depan mata, bukan? Namun emas itu tidak habis-habisnya  untuk didulang. Emas dari sebuah aliran gunung yang deposit emas melimpah ruah dari generasi ke generasi. 

           Sungguh Al Quran adalah sumber khasanah ilmu pengetahuan yang tidak jemu-jemunya untuk dikaji dan dipahami dan diteliti secara ilmiah. Mohammed Arkoum menyatakan bahwa Al Quran memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas. Kesan yang diberikannya mengenai pemikiran dan penjelasan berada pada tingkat wujud mutlak. Dengan demikian, ayat-ayatnya selalu terbuka (untuk interprestasi baru, tidak pernah pasti dan tertutup dalam interprestasi tunggal”. 

 

Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (QS 96 [Al Alaq]: -4)

 

         Maha Guru pertama di alam semesta ini, pastilah Dia adalah Pencita Alam semesta ini pula. Tidak bisa tidak dengan Kemaha Bijaksanaan-Nya telah menciptakan alam semesta dengan hukum-hukum, dengan teratur, harmonis, tersistem dan secara kontinu tunduk bertasbih dan sujud memuji kebesarannya. 

         Bahkan bulan dan bintang selalu taat berevolusi pada orbitnya, tanpa sama sekali berani jalan sendiri, semau gua sehingga seringkali bertabrakan. Walaupun bintang-bintang, planet-planet,  mathari tidak erlu diatur oleh polisi lalu lintas, tidak perlu ada lampu lalu lintas, atau rambu-rambu jalan tetaplah mereka tunduk pada aturan Tuhan Semesta Alam. Perhatikan firman Allah dalam Al Quran berikut ini:

             “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (QS Al Araaf [7]: 54)

 

      Ayat di atas jelas sekali, bahwa terjadianya siang dan malam, peredaran bulan bintang, planet-planet, dan matahari semua tidak terlepas dari pengawasan Allah yang Maha Tahu. semua benda-benda langit itu tunduk kepada perintah-Nya, sama sekali tidak saling menyombongkan diri atau secara egois hendak menunjukkan eksistensinya. Semua harus tunduk kepada asas-asa ilmu Allah. 

    Semua benda-bneda langit itu menjadi bahan kajian bagai manusia untuk meneropongnya dengan teleskop atau mengkajinya dengan berbagai sain, mulai astronomi, astrofisika hingga astrobiologi.  Kajian-kajian di bidang kosmologi atau astronomi menyebabkan terkuatnya tabir makrokosmos setahap demi setahap, hinngga pada puncaknya manusia mampu meraambah bulan, menjelajah Mars, Venus hingga galaksi-demi galaksi.

           Alam telah mengajarkan kepada manusia, bahwa ada  sebuah energi gelap (black energy) yang tersembunyi yang seharusnya menjadi stake holder bagi manusia untuk bertasbih, sujud, betafakur memuji-Nya. Dialah yang telah mencitaptakan manusia khususnya melalui perantara Adam. sebagai stake holder, maka Allah hanyalah tempat segala pengadian dan pujian ditujukan hanya kepad Rabb Tuhan Alam Semesata, tiada sekutu, dan maha suci ia dari makhluk yang disekutukan.

         Al Quran adalah kebenaran hakiki yang tidak diragukan lagi oleh umat Islam dan hal ini telah terbukti teruji kebenarannya bukan saja secara teoritis tetapi terbukti secara empiris dan berdasarkan penelitian secara ilmiah. 

         Secara teoritis Al Quran menimbulkan berbagai kajian sains dan teknologi, secara empiris umat Islam memanfaat langsung ketika mengamlakan Al Quran yakni kesejahteraan lahir dan batin.   

          Pada sisi lain Al Quran juga memerlukan kajian yang luas, dan akan menghasilkan berpuluh-puluh buku, beratus-ratus bahkan beribu-ribu. Al Qurna menjadi sumber inspirasi bagi para pemikir dan pakar.

      Namun lebih dari itu, jika Al Quran adalah sebuah buku atau kita pedoman untuk mempelajari diri kita sendiri, mempelajari alam serta memahami Penciptanya. yakni Allah sebagai Causa Prima  (penyebab segala yang ada) paling tidak dapat kita pelajari dari ciptaan-Nya. Al Quran adalah pedoman mencapai kesejahteran hidup hakiki di dunia dan kesejahteraan abadi di akhirat.

       Jika kita memandang ke angkasa lepas nan membiru, awan tebal bergulung-gulung dan nampak pula dari kejauhan gunung ganang menjulang tinggi. Dan hamparan sawah menghijau dan dari jauh burung-burun Gelatik dan pipit saling beterbangan menembus semak blukar dan hutan belantara!

        Atau ingatlah ketika Anda berekreasi ke pantai. Lihatlah deburan ombak yang silih berganti keja mengajr, angin bertiup sepoi-sepoi. Dan dedaunan kelapa melampaikan tangan sekana memanggil kita.  Lalu dari jauh kita lihat kapal layar nelayan yang melaju ditiup angin. Semua fenemena alam ini adalah hasil desainer yang sangat Canggih, siapa lagi kalau bukan Allah Swt Tuhan Semesta Alam! ( dyayadi )


Artikel Terkait
Info Permohonan Informasi
Artikel Terbaru
Gelar TTG X Resmi di buka
24 April 2024 8 Dilihat
Statistik
Online
Pengunjung Hari Ini
Halaman Dikunjungi Hari Ini 0
Total Pengunjung 198051
Total Halaman Dikunjungi 1793823
Government Public Relation

Jl. Abdul Wahab Sjahranie - Samarinda - Kaltim
Telp : (0541) 7779725,
Fax : (0541) 7779726
E-mail : dpmpd@kaltimprov.go.id
E-mail Pengaduan : dpmpdkaltim@gmail.com

Sitemap | Kontak | Webmail

Visitor
Total : 1793823
Bulan ini : 0
Hari ini : 0

© DPMPD Prov Kaltim @ 2021-2023