SAMARINDA – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim memborong juara lomba yang diselenggarakan Pemprov Kaltim dalam rangka Peringatan Hari Kartini 2019. Setidaknya sebanyak tiga juara sekaligus diraih karyawati DPMPD Kaltim, yakni Juara I dan Juara II lomba membaca surat RA Kartini dan Juara III berpantun.
“Tiga utusan kita perwakilan DPMPD Kaltim semua berhasil menjadi juara. Kabid Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan, Riani Tisnadewi Juara I dan stafnya, Isnaini Trikorawati Juara II. Kemudian staf Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat, SDA, dan Teknologi Tepat Guna Asmawarita juara III,” sebut Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi, Kamis (25/4).
Menurutnya, keberhasilan tersebut patut diapresiasi karena menjadi kebanggaan bagi DPMPD. Dia berharap seluruh jajaran DPMPD aktif mengikuti berbagai lomba yang diselenggarakan agar semakin banyak menoreh prestasi.
Riani Tisnadewi menyebut, peserta lomba terdiri dari utusan OPD anggota Forum Karyawati. Pelaksanaannya dilakukan secara mendadak agar peserta tidak lebih dulu mempersiapkan.
Artinya, peserta harus mampu membaca bait-bait dalam surat itu secara benar agar maksud tersirat dalam surat RA Kartini tersampaikan dengan baik.
“Peserta tidak sempat berlatih, karena surat di dalam amplop dan baru diserahkan pada peserta bersiap tampil. Demikian juga lomba berpantun. Itu diciptakan langsung oleh peserta dalam waktu yang singkat. Makanya yang mencuplik pantun di YouTube tidak dinilai,” katanya.
Tentang surat RA Kartini yang dibacanya, Bunda Nunung sapaan akrab Riani Tisnadewi mengaku sungguh mengguncang hati dan menguras air mata. Surat tersebut menceritakan keinginan RA Kartini menjadi guru.
“Di situ tampak haru biru rasa di hatinya tentang keterbelakangan kaum perempuan di negerinya. Di situ ada semangat untuk maju, dan kemarahan atas segala alasan yang membelenggu. Dia berjuang dalam sepi. Membaca suratnya itu, saya merasa malu karea sudah menjelang pensiun ini belum berbuat apa-apa,” ujarnya.
Sementara Isnaini Trikorawati menyebut setelah membaca surat tersebut ikut merasakan suara hati RA Kartini yang merasa tidak bisa mengeluarkan suara hatinya secara verbal. Hal tersebut tentu karena dibatasi oleh tradisi.
“Tetapi itu tidak membuat ia mati dalam kefeodalan tetapi berjuang melalui surat-suratnya yang sampai saat ini masih dibukukan secara rapi dan berurutan,” katanya.
Dia bersyukur perjuangan mewujudkan emansipasi memberikan dampak yang luar biasa terhadap wanita Indonesia. Mampu menciptakan memandirian bagi wanita Indonesia.
Meski begitu, dia mengaku prihatin perempuan Kaltim belum diberi ruang lebih untuk mendukung pembangunan. Buktinya hasil evaluasi Tim Penyusunan RPJMD Kaltim 2019-2023 mengungkapkan keberpihakan gender masih belum tercipta dengan baik. Data menunjukan kaun perempuan Kaltim hanya memberikan kontribusi terhadap ekonomi /kesejahteraa keluarga dibawah 40 persen.
Padahal prioritas RPJMD 5 tahun dalam misi Pemprov Kaltim peningkatan SDM perempuan, pemuda, dan disebilitas.
Lantas Asmawarita berpendapat perjuangan RA Kartini sejalan dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat menghormati kaum wanita. “Demikian pula RA Kartini mengharapkan adanya kesetaraan, paling tidak wanita tidak dipandang dengan sebelah mata, sebab apapun itu bila tidak ada kesetaraan, pasti muncul masalah ketidakadilan,” katanya.
Karenanya dia berharap peringatan Hari Kartini tahun ini mendorong bermunculannya Kartini-Kartini masa kini yang handal dan bisa mengangkat harkat martabat kaum perempuan dan keluarganya.(DPMPD Kaltim/arf)
4609 Dilihat
6038 Dilihat
6548 Dilihat
6192 Dilihat
5235 Dilihat
6636 Dilihat
 Online |
|
 Pengunjung Hari Ini |
|
| Halaman Dikunjungi Hari Ini |
 |
| Total Pengunjung |
    |
| Total Halaman Dikunjungi |
   |