watch_later

Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA

Semua Artikel

Artikel

DPMPD Terima BRIDA Bahas Model Kolaborasi Usaha BUMDes


Samarinda – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPM Pemdes) Provinsi Kalimantan Timur, Puguh Harjanto, menerima kunjungan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), Fitriansyah, di Aula Desa Mandiri, Kantor DPM Pemdes, Selasa (4/6/2025)

 

BRIDA hadir membawa hasil riset penting terkait pengembangan model kolaborasi antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan industri lokal sebagai strategi pengungkit ekonomi desa. Penelitian ini menyasar empat desa di Kalimantan Timur sebagai lokus kajian: Desa Jonggon, Desa Lung Anai, Desa Giri Agung, dan Desa Sungai Bawang.

 

Dalam pertemuan yang turut dihadiri Sekretaris Dinas Eka Kurniati serta jajaran Kepala Bidang dan pejabat fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat, BRIDA memaparkan sejumlah temuan kunci. Dari sekitar 826 BUMDes yang tersebar di Kalimantan Timur, banyak yang masih belum berkembang atau belum memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat.

 

"Kita menghadapi tantangan mendasar, mulai dari minimnya kapasitas SDM, keterbatasan teknologi, hingga belum adanya legalitas dan dokumen pendukung BUMDes," ujar Fitriansyah dalam paparannya.

 

Lebih jauh, BRIDA menggarisbawahi berbagai kendala struktural yang selama ini menghambat kemajuan BUMDes, antara lain manajemen usaha yang belum berjalan efektif, kesulitan pemasaran produk, ketiadaan SOP keuangan, hingga motivasi pelaku BUMDes yang masih rendah.

 

Menanggapi hal tersebut, Puguh Harjanto menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus melakukan pemetaan potensi desa secara menyeluruh. Salah satu contohnya adalah pengembangan komoditas kayu arang ekspor yang kini tengah dirintis di Kabupaten Kutai Barat. Namun, ia mengakui bahwa tantangan terbesar bukan pada pemetaan, melainkan pada eksekusi pengembangan produk desa secara konkret.

 

"Kami masih kekurangan eksekutor di lapangan. Potensi sudah kita petakan, tapi butuh langkah nyata untuk mewujudkannya menjadi nilai ekonomi," ungkap Puguh.

 

Ia menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor dan kolaboratif, seperti yang ditawarkan dalam model BRIDA. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, peneliti, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan agar BUMDes tidak hanya menjadi entitas formal, tetapi benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi desa.

 

Puguh juga berharap riset BRIDA tidak berhenti di atas kertas, tetapi bisa diwujudkan dalam bentuk aksi nyata melalui pelatihan SDM, fasilitasi legalitas usaha, penguatan manajemen, serta dukungan permodalan yang tepat sasaran.

 

#Berita