Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA
Balikpapan (25/1) -- Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Moh Jauhar Efendi diajak diskusi oleh utusan World Wide Fund for Nature (WWF)Indonesia. Ia diundang untuk membahas masalah kelestarian lingkungan di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu.
"Hari ini sejak pagi saya memenuhi undangan dari WWF Indonesia. Intinya mereka ingin mendiskusikan masalah kelestarian lingkungan di Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu," ujar Moh Jauhar Efendi. Ketika diberikan kesempatan berbicara, Jauhar menyampaikan sikap Pemprov Kaltim yang selalu berkomitmen melakukan pembangunan hijau atau berwawasan lingkungan.
Pemprov Kaltim dalam RPJMD 2018-2023 menetapkan target membentuk Program Kampung Iklim (ProKlim) selama 5 tahun ke depan sebagai bentuk komitmen melaksanakan pembangunan berbasis lingkungan. Tidak ketinggalan mengingatkan kepada Pemerintah Kampung untuk mempersilahkan menggunakan Dana Kampung maupun Alokasi Dana Kampung untuk mendukung pencapaian kelestarian hutan desa.
"Selamat menggapai mimpi indah untuk kesejahteraan warga masyarakat desa. Terima kasih WWF dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam diskusi tersebut," sebutnya.
Menurutnya, WWF merupakan NGO (Organsisasi Internasional Non-Pemerintah) yang cukup besar dan tersebar lebih dari 100 negara di dunia. WWF memiliki kepedulian yang tinggi terhadap persoalan konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan. Karena memiliki konsen terhadap restorasi lingkungan itulah, ia mengaku berketetapan hadir secara langsung memenuhi undangan WWF.
Hadir pada acara diskusi Anne Liv Evensen, Senior Adviser dari Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) dan Elli Borge. Nampak hadir Emelin Gasparrini, Program Associate, Communications Forest and Climate Hub, WWF yang bermarkas di Washington, DC, USA. Hadir pula dari Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia, Nita Irawati Murjani, yg juga sebagai Advisor for Forestry and Climate Change, yang berkedudukan di Jakarta. "Dari Kaltim, selain saya selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi, juga utusan dari Dinas Lingkungan Hidup Kaltim, Diaz," katanya.
Selanjutnya utusan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Kutai Barat, Bapak Andi Parengrengi, yang juga mantan Camat Bongan selama 11 tahun. Musiman, Petinggi/Kepala Kampung Linggang Melapeh, Kecamatan Linggang Bigung, Bahrin, Juru Tulis/Sekretaris Kampung Minta, Dominikus dari Kampung Laham, Kecamatan Laham, Kabupaten Mahakam Ulu. Sedangkan dari WWF yang bertugas di Kaltim antara lain Zulfira Warta, Sri Jimmy Kustini, Nazmy.
Diskusi berjalan dengan santai dan penuh keakraban. Kepala Kampung Linggang Melapeh menyampaikan, bahwa kerjasama dengan WWF telah berlangsung beberapa tahun yang lalu. Sejak Tahun 2012 Peraturan Kampung telah diterbitkan untuk melindungi hutan Kampung Linggang Melapeh. Jangkauan perlindungan hanya seluas 90 hektar dari sekitar 12.700 ha luas wilayah kampung. Ke depan, ia merencanakan tambahan luas hutan yanh dilindungi seluas 300 ha.
Musiman sangat berkeinginan ada pengakuan dari Pemerintah Pusat tentang Perhutanan Sosial. Dia memimpikan Kampung Linggang Melapeh jadi destinasi wisata ecotourism. Bahkan, ia bermimpi dalam jangka waktu 25 tahun, kampungnya bisa mandiri dan tidak mau lagi menerima bantuan dari Pemerintah. Ia juga menceritakan betapa beratnya meyakinkan pihak masyarakat tentang kerjasama dengan WWF. Tekanan juga berasal dari luar, karena dianggap menghalangi pengembangan konsesi tambang batubara dari kampung-kampung yang ada di sekitarnya.
"Saya melihat Bu Elli Borge dengan sabar mengetik semua cerita, pernyataan, harapan dan tantangan para partisipan, dibantu Bu Nita dari Kedubes Norwegia. Apresiasi yg luar biasa kepada Bu Elli Borge dari NORAD, Norwegia, karena saya melihat mungkin usianya tidak kurang dari 70 tahun, tetapi semangat untuk menyelematkan hutan, merestorasi lingkungan belum lekang," urainya.(MJE)