watch_later

Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA

Semua Artikel

Artikel

Jauhar Lihat Potensi dan Pemanfaatan Dana Desa Kampung Tasuk

28 Januari 2019 Admin Website Berita

BERAU – Hari Minggu (27/1), Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur, Moh Jauhar Efendi didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Kabupaten Berau, Ilyas Natsir melakukan kunjungan mendadak ke Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau.

Kunjungan dimaksudkan untuk melihat ke lapangan tentang pemanfaatan dana desa serta menyerap masukan secara langsung dari Kepala Kampung beserta perangkat kampung.

Kunjungan ini bersifat mendadak, karena memang tidak diagendakan. Kegiatan utama ke Berau sebenarnya dalam rangka Penandatanganan Kontrak Kerja Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Tahun Anggaran 2019 untuk wilayah Kabupaten Berau pada tanggal 28 Januari 2019.

“Namun, karena kedatangan saya masih pagi, sehingga bisa memanfaatkan waktu untuk menyerap dinamika pembangunan di perdesaan, maka diputuskanlah untuk berkunjung ke Kampung Tasuk,” ujar Moh Jauhar Efendi.

Kampung Tasuk,  sambung Jauhar sebenarnya sangat dekat dari Kota Tanjung Redeb, Ibukota Kabupaten Berau. Perjalanan kira-kira ditempuh sekitar 30 menit dari Bandara Kalimarau. Jalan di Kampung Tasuk sudah cukup bagus. Hanya saja sebelum masuk ke Kampung Tasuk harus melewati kampung lain, yaitu Kampung Birang yang jalannya masih belum mulus.

Kampung Tasuk terdiri atas 6 Rukun Tetangga (RT). Satu RT di antaranya masuk Komunitas Adat Terpencil (KAT). Berdasarkan penuturan Kepala Kampung Tasuk, Faridah, sebut dia KAT ini berjumlah sekitar 30 KK, dengan jumlah warga sekitar 100 jiwa. Mereka adalah Suku Dayak Basap, yaitu Suku Dayak asli Kalimantan Timur.

Luas wilayah Kampung Tasuk 996 km2. Jumlah penduduk sebanyak 1.549 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduknya hanya 1,55 jiwa/km2. Bandingkan dengan Kecamatan Tanjung Redeb yang luasnya hanya 23,76 km2. Kota Yogyakarta luas wilayahnya hanya 32,50 km2.

Dibandingkan dengan luas daratan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pun masih luas Kampung Tasuk. Luas daratan Provinsi DKI hanya 661,52 km2. Luas wilayah Kampung Tasuk bahkan jauh lebih luas dibandingkan dengan Negara Singapura, yang hanya memiliki luas 721,5 km2. Itu artinya, luas Negara Singapura hanya 72,44% jika dibandingkan dengan luas Kampung Tasuk, yang hanya dipimpin oleh seorang Kepala Kampung.

Menariknya Kampung Tasuk ini sudah 4 periode berturut-turut dipimpin oleh Kepala Kampung yang notabene seorang wanita. Bu Faridah ini pernah menjabat Kepala Kampung periode Tahun 2003-2008. Saat ini Bu Faridah menjabat Kepala Kampung Tasuk untuk periode yang kedua, yaitu Tahun 2015-2021.

Sektor pertanian menjadi andalan Kampung Tasuk. Warga banyak yang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Lahan sawah tersedia cukup luas. Selain menanam padi, banyak juga petani yang menanam merica, serta kelapa sawit. Di luar sektor pertanian, sebenarnya Kampung Tasuk memiliki potensi yang luar biasa untuk pengembangan sektor pariwisata.

Ada potensi air terjun dan potensi sumber air panas. Hanya saja karena lokasinya cukup jauh, sekitar 35-40 km serta jalan menuju ke lokasi yang masih belum mulus serta harus melewati jalan tambang, maka potensi tersebut belum bisa dikembangkan.

Pengembangan Badan Usaha Milik Kampung “Sukses Bersama” sudah mulai nampak. Sekarang baru 2 (dua) unit usaha yang dikembangkan, yaitu depo pengisian air ulang, dengan memakai galon dan rental mobil untuk keperluan usaha tambang batu bara.

Kedepan kepala kampung merencanakan usaha fotocopy dan penjualan alat tulis kantor (ATK) serta pengembangan air minum dalam kemasan. “Saya memberikan support atas gagasan Kepala Kampung Tasuk ini. Saya memandang Kepala Kampung Tasuk memiliki semangat yang luar biasa untuk membangun kampung,” katanya.

Semangat untuk memajukan kampung dan mensejahterakan warganya, nampaknya tidak lepas dari latar belakang dan pengalaman Ibu Faridah.

Pada masa Orde Baru, Kepala Kampung Tasuk pernah menjadi Pendamping Desa, yang dulu dikenal sebagai TKS-BUTSI (Tenaga Kerja Sukarela-Badan Urusan Tenaga Kerja Sukarela Indonesia) pada tahun 1980-an selama beberapa tahun di Desa Pulau Atas Kabupaten Kutai. Sekarang wilayah itu masuk Kota Samarinda. “Moga Kampung Tasuk semakin maju dan sejahtera di masa-masa yang akan datang<’ harapnya.(MJE)

 

 

#Berita