Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA
SAMARINDA – Kabupaten/kota se Kaltim diajak mengikuti jejak Pemkab Berau yang mulai menerapkan proses perencanaan berbasis Aplikasi Aksi Insipiratif Warga Untuk Perubahan (SIGAP) dengan pendekatan melihat potensi yang dimiliki desa.
“Mimpinya semua desa bisa gunakan Aplikasi SIGAP. Ini bisa digunakan untuk pelaporan keuangan, penyerapan dana desa, dan lainnya masih banyak lagi. Yang jelas berbagai program disatukan dalam penggunaan aplikasi ini,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Moh Jauhar Efendi saat menjadi narasumber dialog interaktif melalui siaran TVRI Kaltim, Rabu (12/21).
Menurutnya, penggunaan SIGAP memudahkan proses perencanaan pembangunan dengan melihat potensi yang ditangkap oleh setiap warga. Informasi bisa lebih cepat diperoleh sehingga memudahkan proses perencanaan maupun pelaksanaannya sebagai bagian monitoring dan evaluasinya.
Lebih dari itu, informasi yang diperoleh juga bisa bermanfaat sebagai masukan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyerap aspirasi warga. “Sebagai contoh ada informasi kerusakan jalan. Saya bisa dengan segera melaporkan kepada Sekda untuk tindak cepat menugaskan instansi teknis terkait melakukan penanganan,” sebutnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Berau, Ilyas mengatakan penggunaan Aplikasi SIGAP didasari keinginan meningkatkan kualitas SDM perangkat kampung dan masyarakat setempat.
SDM di wilayah kampung cenderung tertinggal ketimbang di wilayah perkotaan. Sementara kampung memiliki potensi SDA cukup banyak ketimbang perkotaan.
“Makanya harus ditingkatkan kualitas SDM nya agar bisa memanfaatkan potensi SDA yang luar biasa dimaksud. Salah satu upayanya menggunakan Aplikasi SIGAP,” ujarnya.
Upaya yang sudah dilakukan bagi masyarakat berau diantaranya pelatihan penggunaan aplikasi SIGAP, pelatihan BUMDes atau BUMK untuk wilayah Berau. Intinya semua bertujuan menjadikan kampung memiliki kemampuan untuk mandiri agar tidak ketergantungan anggaran pembangunan desa atau kampung dari APBN maupun APBD.
“Cita-cita kita semua kampung di Berau memiliki BUMK pada 2018 mendatang. Ini agar desa punya pendapatan sendiri dengan mengembangan potensi yang dimiliki. Makanya dikatakan pembangunan dengan pendekatan melihat potens desai,” sebutnya.
Direktur Indonesia Teritorial Program The Nature Conservasy (TNC), Taufik Hidayat menambahkan, SIGAP mengajak masyarakat terlibat dalam pembangunan. Itu sebabnya disebut SIGAP, maksudnya agar masyarakat bisa berperan aktif terlibat dalam pembangunan desa.
“Intinya kita mendorong masyarakat mengelola SDA hutan, pesisir, dan laut sebagai potensi desa untuk menunjang pembangunan. Termasuk ingin agar dari desa lebih mudah menyampaikan kegiatan penggunaan dana desa yang dipergunaan untuk pembangunan agar lebih transparan,” katanya.(DPMPD Kaltim/arf)