Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA
BALI -- Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan sesuatu dapat terlihat indah dan sempurna jika melihatnya dari jauh serta tidak mengesampingkan melihat dari dekat. Diibaratkan bulan, kata dia, hanya nampak indah jika dilihat dari jauh, namun saat dilihat dati dekat hanya nampak bebukitan dan berlubang.
"Manajemen pemerinrahan juga perlu zoom out - zoom in. Ini agar kebijakan pembangunan juga indah pada waktunya ditandai tercapainya target yang ditetapkan," ujar Presiden Jokowi membuka Temu Karya Nasional, Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) XX, dan Pekan Inovasi Perkembangan Desa dan Kelurahan 2018, di Kawasan Garuda Wisnu Kencana Bali, Jumat (19/10).
Menurutnya, penting mendengar laporan menteri kabinet kerja terkait capaian pembangunan, tapi juga penting melihat langsung ke lapangan. Karenanya Jokowi mengaku sengaja sering ke kampung, desa, dan pulau terluar untuk melihat masalah sebenarnya di lapangan maupun kebutuhan masyarakat yang sifatnya mendesak.
"Banyak kebijakan terhambat akibat kebijakan yang dibuat. Sebagai contoh pembangunan jalan tol di daerah ada yang berhenti puluhan tahun. Saat dilihat ke lapangan ternyata terhambat karena meluntasi tahura maupun tanah milik Kodam. Saat didatangi langsung bisa diselesaikan untuk kepentingan umum," terangnya.
Untuk kepentingan rakyat, kata dia, bukan sekedar kebijakan yang sudah dibuat, tapi terpenting bagaimana rakyat menerima manfaatnya.
Terkait kucuran dana desa yang diperuntukan percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, ia menyebut dimaksudkan agar pembangunan dapat dilaksanakan tuntas hingga ke desa. Sebab tidak ada artinya jalan tol selesai jika jalan desa belum terhubung.
Dana desa yang dikucurkan setiap tahun dengan besaran yang terus bertambah perlu pengelolaan yang benar. Pemanfaatannya harus tepat sasaran dan tepat guna agar memberi manfaat bagi kemajuan desa.
"Makanya kita berkumpul di sini agar gubernur, bupati/walikota se Indonesia melihat apakah dana desa tepat sasran. Gilirannya masyarakat merasakan manfaatnya seperti terbangunnya jalan desa, maupun irigasi desa. Serta ekonominya tumbuh karena ekonominya bergerak," katanya sambil mengingatkan agar dalam merealisasikan dana desa masyarakat membelanjakan uangnya di desa, kelurahan, atau maksimal di kabupaten tersebut agar dana desa berputar di daerah tersebut.
Pada kesemparan iti Jokowi juga mengaku perlu mengingatkan kembali bahwa Indonesia negara besar yang memiliki 17 rb pula,34 provinsi, dan 514 kabupaten/kota dengan 263 juta penduduk di dalamnya. "Ini yang harus disadari bersama. Keberagaman dan perbedaan menjadi aset terbesar bangsa. Jangan sampai ada ego provinsi atau kedaerahan. Kekuatan bisa disatukan agar menjadi potensi besar membangun negeri," katanya.
Sementara Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku bersyukur dibwri sebagai tuan rumah karena kehadiran para peserta dari seluruh Indonesia tentu memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Bali. "Kegiatan merupakan hasil kerjasama Kemendagri dan Kemendes PDTT yang difasilitas Pemprov Bali dan Pemkab Badung," katanya.
Hadir saat itu Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, serta Gubernur, Walikota/Bupati, serta Kepala Desa/Kampung dan Lurah Berprestasi se Indonesia. Dari Kaltim, hadir Gubernur Kaltim, Isran Noor beserta Ibu Norbaiti Isran Noor, Walikota Samarinda, Syaharie Jaang beserta Ibu Puji Sulityowati, Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi, Kepala BAPPEDA Kaltim, Zairin Zain, serta Kepala DPMK Kabupaten se Kaltim, Kepala Kampung Maluang dan Lurah Belimbing.(arf)