watch_later

Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA

Semua Artikel

Artikel

Kepala DPMPD Kaltim Bicara Penggunaan SIGAP

26 Juli 2018 Admin Website Berita

Di Arena Sarasehan Lanskap  Nusantara 2018

PALEMBANG – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Moh Jauhar Efendi didaulat menjadi salah satu narasumber pada sarasehan lanskap nusantara 2018 yang merupakan rangkaian South Sumatera Landscape Festival 2018, di Palembang, Sumatera Selatan.

Moh Jauhar Efendi diberi kepercayaan menyampaikan pengalaman penerapan pendekatan lanskap dalam proses perencanaan pembangunan desa di Kaltim bersama Kepala Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten  Berau, Agustinus.

Pada kesempatan itu ia berbicara terkait penggunaan Aplikasi Aksi Inspiratif Warga Untuk Perubahan (SIGAP) yang diterapkan dalam proses perencanaan pembangunan desa di Kaltim. Di awali pelaksanaan ujicoba di Kabupaten Berau, perencanaan pembangunan dengan pendekatan potensi desa tersebut akan diterapkan di seluruh wilayah Kaltim.

“Secara bertahap kita akan terapkan di seluruh wilayah Kaltim. Mimpinya dari desa untuk Kaltim dan dari Kaltim untuk Indonesia,” ujar Jauhar ketika dikonfirmasi, Rabu (25/7).

Sebagai penunjang, ia mengaku sudah membentuk payung hukumnya beruapa Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 26 Tahun 2018 tentang Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan dalam Pendampingan Desa. Pergub tersebut disahkan per 23 Juli 2018 dan akan menjadi dasar penerapan SIGAP disetiap desa di seluruh wilayah Kaltim.

SIGAP sendiri, jelasnya, merupakan kerangka pelibatan dan pemberdayaan masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan SDA sebagai potensi desa. Pendekatan yang dilakukan bertumpu untuk  menemukan kekuatan dan potensi untuk kemudian mendorong desa agar mempunyai tata kelola pemerintahan yang baik, memiliki hak pengelolaan SDA, kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat melalui BUMDes.

“Beda pendekatan SIGAP dan Non SIGAP antara lain, kalau SIGAP lebih pada menentukan ide perubahan, identifikasi kekuatan, dan rencanan inovasi desa dalam prosesnya. Sedangkan Non SIGAP arahnya lebih pada pendekatan masalah dalam penyusunan rencana kerja,” urainya.

Tidak sebatas itu, SIGAP juga bisa menjadi media transformasi energi positif kepada seluruh warga, berbagi pengalaman antar warga, mengembangkan budaya saling mengapresisasi, serta merefleksi dan mengevaluasi terhadap perencanaan yang telah dibuat.

Hasilnya, sejauh ini SIGAP berhasil mengintegrasikan pengelolaan SDA dengan pendekatan bentang alam ke dalam rencana pembangunan jangka menengah desa. Pengelolaan bentang alam terintegrasi dalam perencanaan pembangunan desa yang merupakan praktek pembangunan berkelanjutan pada tingkat tapak.

Perhutanan sosial merupakan contoh pengelolaan SDA yang terintegrasi dalam SIGAP. Sedangkan proses pemberlajarannya diadakan melalui lingkar belajar masyarakat yang diadakan di tingkat kabupaten dan provinsi.

“Selain itu, SIGAP juga sudah mendapat apresiasi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Beliau juga siap hadir dalam lingkar belajar masyarakat yang akan dilaksanakan di Kabupaten Berau akhir Juli ini,” katanya.

Sarasehan lanskap nusantara 2018 sendiri merupakan rangkaian  South Sumatera Landscape Festival 2018. Ini merupakan ajang berbagi pembelajaran tentang praktik-praktik penerapan pendekatan lanskap. Mengingat pendekatan tersebut telah banyak diterapkan oleh berbagai inisiatif dan lembaga di Indonesia, terutama untuk menjawab kompetisi pemanfaatan SDA.

Acara dibuka Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hadir pula pejabat yang mewakili Deputi IV Komunikasi dan Informasi Publik, Kantor Staf Presiden.(DPMPD Kaltim/arf)

#Berita