Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA
Catatan Kepala DPMPD Kaltim Moh. Jauhar Efendi
Ketika mengikuti kegiatan Forum Pembelajaran Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa Terpadu (PKADT) di Hotel Borobudur, Jakarta, tanggal 4 - 7 Juni 2018, saya dan kawan akrab saya, Pak Ilyas Nasir, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten Berau, memilih menginap di Hotel Sriwijaya, Jalan Veteran. Hanya ada satu alasan memilih hotel tersebut. Dekat dengan Masjid Istiqlal dan hanya berjalan kaki sekitar 100 meter. Hotel Sriwijaya sebenarnya sudah cukup tua. Untuk ukuran sekarang sudah kurang menarik. Tapi saya melihat, seluruh kamar terisi penuh. Hampir semua yang menginap menjalankan ibadah puasa. Tamu dimanjakan untuk makan sahur. Pengelola hotel menyediakan menu makan sahur mulai pukul 01.30 sampai menjelang adzan sholat subuh. Para tamu hotel rela antri untuk mendapatkan 1 porsi makan sahur. Malam pertama bertugas, tidak sempat mengikuti sholat isya dan tarawih berjamaah, karena kami berangkat dari Balikpapan naik pesawat Garuda, mengambil jadual penerbangan yang tetakhir, yaitu pk. 19.45 wite. Praktis nyampai hotel sudah malam. Bersyukur waktu perjalanan dari Terminal 3 Bandara Soekarnoufb-Hatta relatif lancar, alias tidak macet. Usai sahur, saya bersama Ustadz Ilyas (panggilan akrab) berjalan kaki menuju Masjid Istiqlal, untuk menunaikan ibadah sholat subuh berjamaah. Sebelum sholat ditunaikan, takmir masjid dengan berpakaian yang cukup rapi (memakai jas) mengumumkan beberapa informasi penting yang harus diketahui jamaah. Termasuk tidak bosan-bosannya mengingatkan jamaah agar menjaga ketertiban dan kebersihan masjid. Suasana sholat subuh cukup ramai. Ruangan utama masjid nampak penuh sesak dengan jamaah. Tentu jamaah yg memakmurkan Masjid Istiqlal bukan hanya datang dari Jakarta, tetapi juga datang dari luar kota, termasuk kami berdua yang datang dari Pulau Kalimantan. Imam sholat subuh seorang hafiedz (hafal Al-Qur'an). Tentu bacaannya sangat merdu, enak didengar. Walaupun surah yang dibacakan cukup panjang, tetapi tidak terasa lelah. Tidak seperti imam-imam di kampung, karena memang beda kelas. Usai sholat subuh, para jamaah dapat menyimak mengikuti kajian subuh, yaitu renungan menjelang fajar. Kapasitas penceramah tidak perlu diragukan. Penceramah mwmiliki reputasi yang cukup baik. Materi yang disampaikan mudah dicerna oleh para jamaah. Menjelang maghrib, kami berdua bergegas ke sekitar Masjid Istiqlal. Mencari takjil (makanan ringan dan minuman untuk berbuka puasa). Setelah mencoba menanyakan kepada dua pedagang kuliner, kami sepakat mencoba buka puasa di masjid saja, supaya tidak terburu-buru untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib. Begitu sampai di Masjid, sudah banyak para jamaah yang menunggu buka puasa. Panitia Masjid menyiapkan takjil buka puasa berupa kurma, kue, air mineral dan nasi kotak setiap hari antara 3.500-4.000 paket. Subhanallah, suasana puasa terasa banget. Usai buka puasa dilanjutkan sholat maghrib berjamaah. Lagi-lagi masjid yang sangat fenomenal,terbesar di Asia Tenggara itu dipadati dengan jamaah yang membludak. Sambil menunggu masuk waktu isya, kami memanfaatkan waktu untuk mengaji sebagai agenda rutin harian. Sebelum sholat tarawih, seperti biasa Panitia Masjid Istiqlal mengumumkan beberapa hal penting yg harus diketahui oleh para jamaah. Di antaranya perolehan infaq/sedekah, pada sholat tarawih yang ke 19, lebih dari 15 juta rupiah. Total perolehan sedekah sampai dengan hari ke 19 sebesar 400 juta rupiah lebih. Yang menarik, ceramah agama bakda isya disampaikan oleh Bapak Dr. Arcandra Thahar, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang hanya menjabat selama 18 hari, dan sekarang masih aktif menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM. Beliau menyampaikan materi tentang "Kejujuran". Pak Arcandra menyampaikan materi dengan mengawali ucapan, "Bisakah kita jujur? Jujur itu meliputi 3 aspek. (1) Jujur dalam berniat; (2) Jujur dalam perkataan; (3) Jujur dalam perbuatan. Adakah contoh ketiganya? Ada yaitu ketika Nabi Musa diperintahkan Allah untuk mengingatkan Firaun yang telah melampaui batas. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang pandai bersyukur. Aamiin