Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA
Kalimantan Timur, 15/10/2024 – Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia dan mempercepat pengembangan kawasan perdesaan, Bidang Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan kegiatan "Penguatan Kapasitas Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Tahun 2024". Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari desa-desa yang telah memiliki BKAD, berlangsung di sebuah lokasi strategis yang menjadi pusat diskusi dan pertukaran ide.
Kegiatan ini mengundang beberapa narasumber penting, antara lain Bapak Arih Frananta Filufus Sembiring, S.IP., M.E., staf ahli bidang politik, hukum, dan keamanan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur, serta tenaga ahli dari Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Dalam Negeri. Dalam pemaparannya, para narasumber menyampaikan pentingnya pengelolaan potensi ekonomi desa dan penguatan kerjasama antar desa untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu pokok bahasan yang menjadi perhatian utama adalah pembentukan BKAD yang efektif. Ditekankan bahwa pengelolaan aset desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama, memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat desa. Selain itu, kecamatan juga dianggap memiliki peran vital dalam proses pembentukan BKAD, dengan menekankan pentingnya menyusun masterplan pengembangan kawasan yang jelas.
"Kecamatan adalah jembatan yang menghubungkan potensi dan karakteristik wilayah. Dengan masterplan yang baik, kita dapat mengidentifikasi desa-desa yang terlibat dalam kerjasama dan memaksimalkan potensi masing-masing," ujar salah satu narasumber.
Kerjasama antar desa yang dibahas dalam forum ini sangat beragam. Selain ketahanan pangan, narasumber mendorong para peserta untuk menjajaki peluang kerjasama di bidang infrastruktur, seperti pembangunan jalan, pengelolaan air bersih, pengelolaan sampah, serta peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pengembangan kawasan perdesaan harus menyeluruh dan tidak terbatas pada satu aspek saja.
Sebagai penutup kegiatan, peserta akan melanjutkan studi tiru ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Desa Taman Martani di Kabupaten Sleman. Desa ini dikenal sebagai contoh sukses dalam bidang pertanian dan pariwisata, terutama dalam surplus pangan yang telah mereka capai.