Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa di Kecamatan Loa Kulu

icon - In Berita By PRANATA HUMAS DPM PEMDES KALTIM    icon 49

Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa di Kecamatan Loa Kulu

 

Kepala DPM-Pemdes Kaltim Puguh Harjanto menjadi narasumber utama dalam kegiatan "Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa" yang diselenggarakan pada Jumat, 27/92024, di balai pertemuan umum Desa Jembatan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan ini dihadiri oleh 134 peserta, termasuk kepala desa, perangkat desa, dan anggota BPD dari sepuluh desa di kecamatan tersebut, menunjukkan komitmen yang tinggi dalam peningkatan kapasitas pemerintahan desa.

Dalam sesi interaktif ini, Puguh menekankan pentingnya berpikir kreatif dan inovatif dalam menjalin kerjasama antar desa. Salah satunya pembahasan mengenai nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani oleh Desa Jembayan Dalam, Desa Sepakat, Desa Jonggon Jaya, Desa Lung Anai, Desa Jongkang, dan Desa Sungai Payang pada 27 April 2024. MoU ini berfokus pada "Kerjasama Antar Desa Dalam Pembangunan Kawasan Perdesaan," yang menjadi fondasi penting untuk kolaborasi ke depan.

Dalam rencana tindak lanjut, peserta akan melakukan studi tiru ke Probolinggo, Batu, dan Surabaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati dan mempelajari praktik terbaik dalam pengembangan kawasan perdesaan, serta memberikan wawasan yang berharga bagi peserta. Kepala DPM-Pemdes menjelaskan bahwa pengalaman dari studi tiru ini diharapkan dapat memperkaya perspektif dan memberikan inspirasi untuk inovasi yang lebih luas.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya peran aktif camat dalam menyusun masterplan pengembangan kawasan perdesaan. Dengan potensi agrowisata bahari yang dimiliki Kecamatan Loa Kulu, perhatian khusus diperlukan dalam pengembangan produk pertanian, perikanan, dan wisata desa. Kepala DPM-Pemdes berharap agar camat dan para kepala desa dapat berkolaborasi untuk menyusun rencana yang strategis dan berkelanjutan.

Peserta juga diajak untuk memahami proses belajar dari studi tiru yang diusung dalam konsep ATM (amati, tiru, dan modifikasi), dengan penekanan agar tidak sekadar meniru, melainkan mengembangkan ide-ide yang relevan dengan konteks lokal. Kegiatan ini menjadi langkah penting menuju pengembangan kawasan perdesaan yang lebih berkelanjutan dan berbasis pada potensi lokal, serta diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.