watch_later

Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA

Semua Artikel

Artikel

Portrait Photography In Early Days


 

Hari kedua Kamis(11/7/2024) pelatihan Pengolahan Kompos di Kampung Bena Baru, peserta mendapatkan informasi yang berharga untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam praktik pengolahan kompos. Berikut adalah rangkuman dari beberapa poin penting yang disampaikan:

  1. Kompos Buatan vs Kompos Alami: Peserta diberitahu bahwa kompos buatan adalah hasil dari proses pembuatan kompos yang melibatkan campur tangan manusia. Di Kampung Bena Baru, mayoritas pengelolaan kompos menggunakan metode ini karena lebih cepat dibandingkan dengan kompos alami.

 

  1. Sistem Wind Row System: Metode pengolahan kompos yang dikenal sebagai Wind Row System dijelaskan sebagai proses yang sederhana dan ekonomis. Bahan baku kompos ditumpuk memanjang dengan tinggi tumpukan antara 0,6 hingga 1 meter, lebar 2,5 meter, dan panjang bisa mencapai 40 hingga 50 meter. Proses ini dibantu dengan mesin pencacah untuk mempermudah pengolahan bahan baku kompos.

 

  1. Langkah-langkah Pengolahan Kompos Buatan:
  • Persiapan Peralatan: Peserta diberikan informasi mengenai persiapan peralatan yang diperlukan seperti mesin pencacah, minyak, oli, dan sarung tangan sebagai perlengkapan dasar.

 

  • Bahan-bahan Kompos: Termasuk dalam bahan kompos adalah rumput, daun, pelepah sawit, kotoran hewan, serbuk kandang, gula, dan EM 4 sebagai aktivator kompos.

 

  • Proses Pengolahan: Bahan-bahan kompos dimasukkan ke dalam mesin pencacah dengan ukuran kecil. Kadar air dalam bahan kompos sangat penting untuk mendukung aktivitas mikroba dalam proses dekomposisi. Setelah itu, tumpukan kompos ditutup untuk melindungi dari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu yang dapat mempengaruhi proses dekomposisi.

 

  • Proses Pengomposan: Proses ini melalui dua tahap utama, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Pengomposan memerlukan waktu sekitar 5 hingga 6 minggu untuk menghasilkan kompos yang matang dan siap digunakan.

 

Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti pembelajaran ini karena menyadari potensi besar pengembangan kompos sebagai sumber daya alam yang berkelanjutan dan juga sebagai peluang usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Bena Baru.

 

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur sebagai bagian dari upaya mereka untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan pelestarian lingkungan. Harapannya, pelatihan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat desa.

#Berita