Sepenggal Kisah Potret Kunjungan Pegiat SIGAP ke TTP Nglanggeran
09 Juli 2019 Admin Website Berita 7644
Sepenggal Kisah Potret Kunjungan Pegiat SIGAP ke TTP Nglanggeran

Oleh : Moh. Jauhar Efendi

TTP ini bukan kependekan dari Tambahan Tunjangan Penghasilan. TTP adalah Taman Teknologi Pertanian. TTP berdiri atas kerjasama Kementerian Pertanian, Universitas Gadjahmada, dan Pemda Kabupaten Gunung Kidul.

TTP merupakan pusat kegiatan untuk informasi teknologi, penelitian, dan sarana magang bagi mahasiswa atau pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Layanan TTP antara lain berupa pemasaran produk, pameran display, perdagangan, ruang rapat, desain teknologi pertanian modern, perencanaan, pelatihan, pemagangan, demonstrasi, advisory, informasi teknologi, dukungan bagi start up, dan lain sebagainya.

Dalam struktur organisasi, TTP Nglanggeran di bawah kendali Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. TTP ini merupakan satu di antara 34 TTP yang ada di seluruh Indonesia. Targetnya akan dibangun 100 TTP di seluruh Indonesia.

Untuk menuju TTP dari Kota Yogyakarta jaraknya sekitar  25 km. Jalan yang dilalui sempit, menanjak dan berliku. Berada pada 450 meter di atas permukaan laut. TTP ini masuk Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Kab. Gunung Kidul. Bisa dibayangkan lokasinya cukup tinggi, sehingga pandangan ke bawah tidak terhalang. Angin sepoi-sepoi membuat suasana semakin nyaman dan sahdu.

Sebelum sampai ke TPP Nglanggeran, akan melewati obyek wisata Gunung Merapi Purba. Menurut para ahli, gunung ini sudah tidak aktif lagi. Bukti-bukti geologi mungkin bisa menjelaskan pernyataan tersebut. Banyak batuan di kanan kiri jalan, yang cukup besar. Taksiran saya beratnya puluhan ton. Menjadi saksi bisu meletusnya Gunung Merapi Purba ribuan tahun yang lalu.

Di seberang TTP Nglanggeran, juga ada obyek wisata embung wisata buah. Embung tersebut cukup luas dan  berada di puncak untuk menampung air hujan. Embung dimanfaatkan untuk pengairan kebun buah. Kebun buah yang utama adalah durian dan kelengkeng. Sayang keduanya tidak lagi berbuah.

Saat ini embung tersebut surut, karena musim kemarau. Dari bibir embung, mungkin sekitar 3 meter ke bawah garis air yang ada.

“Saya membayangkan, kalau musim penghujan, air dalam embung pasti meluber ke mana-mana alias terbuang percuma. Ternyata dugaan saya benar. Kalau lagi musim penghujan, melalui pipa dengan diameter cukup besar dialirkan ke bawah/alias di buang. Ini berdasarkan penuturan Pak Achmad Nasruddin, Direktur BUMDes Tunas Mandiri, Desa Nglanggeran,” sebut Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi dalam sepenggal tulisanya, Selasa (9/7).

Karena itu, pada pada saat sesi tanya jawab, dia mengusulkan sebaiknya dibangun lagi embung pada trap kedua, sehingga jika musim penghujan datang kelebihan air tersebut bisa ditampung pada embung yang berada di bawahnya.

Warga masyarakat Nglanggeran saat bergantung kepada sumber air hujan untuk menghidupi tanaman dan ternak yang dimiliki warga.

“Alhamdulillah, Direktur BUMDes Tunas Mandiri, menyambut baik dan merasa gembira atas usulan saya tersebut. Ide tersebut belum pernah terpikirkan untuk membangun embung pada trap kedua dan seterusnya" katanya.

Direktur BUMDes Tunas Mandiri, Achmad Nasrudiin bahkan berjanji akan membahas usulan dimaksud pada Rapat Evaluasi, Selasa Kliwon yang akan datang.

Sementara Kepala TTP Nglanggeran, Sugiono menjelaskan bahwa produk TTP ada dua, yaitu cokelat dan susu PE. Produk cokelat terdiri atas pisang salut, cipiran cokelat, bubuk cokelat, choger, dodol cokelat, onde cokelat, dan sale untir. Sedangkan susu PE adalah susu kambing Peranakan Etawa. Terdiri atas ice cream, susu bubuk, dan susu murni PE.

Proses pembuatan produk-produk dari cokelat sangat seteril. “Saya dan rombongan Konsorsium PSS (Pejuang SIGAP Sejahtera) tidak diperkenankan masuk ke ruang produksi, karena dikhawatirkan akan membawa bakteri yang bisa mempengaruhi penurunan kualitas atau mutu produksi,” katanya.

Jadi, penjelasan hanya disampaikan sambil berdiri dan sekaligus melihat dan mencicipi tester yang telah disiapkan  oleh manajemen TTP.  Ketika mencicipi produk susu segar PE, sama sekali tidak terasa anyir atau bau kambing.

“Pak Niel Makinuddin dari The Nature Conservancy, yang sedari tadi berada di samping saya berkata lirih, "konon susu yang mendekati kualitas ASI adalah susu kambing", ceritanya.

Satu hal lagi, yg membuat mutu dan harga coklat dari Desa Nglanggeran ini cukup tinggi adalah proses fermentasi yang memenuhi standar pabrikan. Kulit coklat, juga dimanfaatkan untuk membuat campuran makanan kambing PE, yang bisa merangsang nafsu makan kambing semakin menggila.

Tidak ada yang terbuang dari ternak kambing PE. Semua kambing perah PE dikandangkan. Kotorannya dijadikan pupuk organik. Urinnya dipakai utk merangsang tanaman agar cepat berbuah.

“Seooga sekelumit cerita ini bisa memberikan manfaat bagi warga desa yang ingin mengembangkan tanaman kakao dan ternak kambing PE,” tulisnya.

 

 


Artikel Terkait
Info Permohonan Informasi
Artikel Terbaru
Gelar TTG X Resmi di buka
24 April 2024 15 Dilihat
Statistik
Online
Pengunjung Hari Ini
Halaman Dikunjungi Hari Ini 0
Total Pengunjung 198051
Total Halaman Dikunjungi 1793823
Government Public Relation

Jl. Abdul Wahab Sjahranie - Samarinda - Kaltim
Telp : (0541) 7779725,
Fax : (0541) 7779726
E-mail : dpmpd@kaltimprov.go.id
E-mail Pengaduan : dpmpdkaltim@gmail.com

Sitemap | Kontak | Webmail

Visitor
Total : 1793823
Bulan ini : 0
Hari ini : 0

© DPMPD Prov Kaltim @ 2021-2023