watch_later

Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA

Semua Artikel

Artikel

TP PKK Juga Diajak Bahu-membahu Kerjasama Membangun dan Selesaikan Masalah

19 Oktober 2017 Admin Website Berita

SANGATTA -Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menyebut Tim Penggerak (TP) PKK merupakan Mitra Pemerintah dan telah bekerja dan memainkan peranannya dengan baik. Peranannya sangat penting dalam menyokong pembangunan, khususnya pembangunan dalam rangka meningkatkan peran keluarga sehingga keluarga Indonesia menjadi memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik, berakhlak mulia, sehat, maju, harmonis dan sejahtera.

"Untuk itu saya mengimbau TP-PKK maupun semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi profesi, LSM, dan lainnya, juga turut berpartisipasi dalam pembangunan. Mari kita saling bahu-membahu, bekerja-sama membangunan dan mengatasi permasalahan nyang ada, sehingga apa yang kita cita-citakan akan tercapai dengan baik," ujar Gubernur Faroek saat Pencanangan Kesatuan Gerak PKK – KKBPK-Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017, di Sangatta, Kutai Timur, Kamis (19/10). Menurutnya, pemerintah menyadari bahwa permasalahan pembangunan terus bertambah dan tidak mungkin bisa diselesaikan sendiri, melainkan perlu dukungan dan kerjasama yang baik dengan semua pihak di dalam masyarakat. Termasuk dibutuhkan dukungan TP PKK sebagai mitra pemerintah. Salah satu Misi Presiden RI, Joko Widodo yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Mene-ngah Nasional (RPJMN) tahun 2015 - 2019, diantaranya menyebutkan bahwa salah satu prioritas pembangunan Nasional adalah; “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”. Misi ini selaras dengan tujuan yang hendak dicapai oleh program dan kegiatan Tim Penggerak  PKK, Dinas Kesehatan maupun Perwakilan BKKBN.

Sehubungan dilaksanakannya pencanangan HKG Kesatuan Gerak PKK- KKBPK – Kesehatan  tahun 2017 ini, gubernur berharap dijadikan momentum untuk meningkatkan semangat kerja dan berkarya bagi jajaran TP-KK, BKKBN dan Instansi Kesehatan. Selain itu, momentum acara ini juga dapat dijadikan sebagai pemicu semangat dan motivasi bagi para Kader yang ada di lapangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Saya juga mengharapkan agar kegiatan Kesatuan Gerak PKK – KKBPK – Kesehatan bisa menjadi momentum untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan oleh PKK – KKBPK bersama Dinas Kesehatan selama setahun ini, termasuk, apa yang menjadi hambatan dan bagaimana pemecahan masalahnya," harapnya.

Khusus terkait dengan bidang kesehatan, sebagaimana dilaporkan dari Dinas Kesehatan bahwa  kasus kematian ibu hamil bersalin di provinsi Kalimantan Timur masih terjadi yaitu sebanyak 95 orang. Kematian Neonatal (0-6 hari) 397 orang, kematian bayi (29 hari-11 bulan) sebanyak 15704 orang, kematian Balita sbanyak 113 orang yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

Khusus untuk Kabupaten Kutai Timur, Kematian Ibu hamil yang melahirkan pada tahun 2015 sebanyak 12 orang meningkat menjadi 16 orang pada tahun 2016,  kematian neonatal 63 orang pada tahun 2015 terjadi penurunan  pada tahun 2016 sebanyak 47 orang. Kematian Balita pada tahun 2015 12 orang menjadi 15 orang pada tahun 2016.  Demikian juga dengan peserta KB aktif  tahun 2015 72,15% turun menjadi 59,55% pada tahun 2015, dimana peserta KB Aktif ini lebih banyak menggunakan Pil dan Suntik.  Posyandu Aktif di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 47,69% sementara Kabupaten Kutai Timur sebesar 39,4%, dimana persentase balita yang ditimbang berat badannya baru mencapai 40,9 pada tahun 2015 meningkat menjadi 45,3 pada tahun 2016, namun masih rendah apabila dibandingkan dengan target provinsi (67%).

Disamping itu Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain.  Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah; menurunnya produktivitas masyarakat; menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Saat ini kasus hypertensi merupakan penyakit tidak menular tertinggi di provinsi Kalimantan Timur sebanyak 17.708 kasus, kemudian disusul oleh Diabetes Mellitus sebanyak 4.321 kasus dan Asma Bronchiale sebanyak 2.190 kasus Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan beberapa hal yang perlu perlu menjadi perhatian bersama. Diantaranya Bupati dan Walikota se-Kaltim diminta terus melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). "

Mengingat masih tingginya angka kasus atau penderita kanker khususnya Kanker Serviks, maka sebaiknya diinstruksikan kepada para PNS yang sudah menikah dan sosialisasi kepada Ibu Rumah tangga secara intensif untuk pentingnya  melakukan pemeriksaan IVA test. Pemeriksaan IVA test ini dimaksud untuk mengetahui sedini mungkin apakah seorang ibu terkena kanker," katanya (DPMD Kaltim/arf)

#Berita