watch_later

Jam Operasional : Senin - Jum’at 08.00 - 16.00 WITA

Semua Artikel

Artikel

Usai Rakor, Duo Sahabat Ini Sempatkan Kunjungi Desa Maluang

08 Agustus 2018 Admin Website Berita

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kaltim, Moh Jauhar Efendi memanfaatkan agenda Rakor Pengurus KORPRI se Kaltim yang dilaksanakan di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau sekaligus untuk melihat salah satu desa yang menjadi juara pertama Lomba Desa/Kampung dan Kelurahan (Lomdeskel) Tingkat Provinsi Kaltim 2018.

Usai mengikuti rakor, duo sejoli Kepala DPMPD Kaltim dan Kepala DPMK Berau, Ilyas Nasir mengunjungi Desa Maluang, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau sang jawara Lomdeskel Tingkat Kaltim.

“Saya sengaja menempuh perjalan sekitar 20 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 25 menit karena ingin menyempatkan diri berkunjung ke Desa Maluang untuk melihat langsung juara pertama Lomdeskel,” sebut Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi, di Samarinda, Selasa (7/8).

Secara umum, Jauhar menjelaskan, letak Kampung Maluang cukup strategis, karena berada pada jalur jalan menuju Kampung Tanjung Batu sebelum sampai ke salah satu destinasi wisata yang cukup tersohor, yaitu Pulau Derawan. Akses untuk mencapai Kampung Maluang dari Tanjung Redeb sangatlah mudah.

“Jalannya cukup mulus. Begitu melewati Kantor Camat Gunung Tabur sekitar 4 kilometer, saya melihat sebuah gapura atau pintu gerbang yang cukup besar membentang dari sisi kiri ke kanan jalan, dengan tulisan yang cukup besar, Selamat Datang di Kampung Maluang,” urainya.

Setelah melewati gapura, beberapa menit kemudian, ada jalan belok kiri menuju Kantor Kepala Kampung Maluang. Area Kompleks perkantoran cukup luas. Selain kantor Kepala Kampung, ada juga Sekretariat PKK, LPM dan Kantor Badan Usaha Milik Kampung.

Kantor Kepala Kampung didesain menyatu dengan aula yang cukup luas. Dengan perkiraan bisa menampung sekitar 300 orang dengan memakai kursi. Jika lesehan, tentu bisa lebih banyak lagi bisa sampai 400-500 orang. Kemegahan dan kapasitas aula yang dimiliki oleh Kampung Maluang, jauh lebih besar dan lebih hebat jika dibandingkan dengan aula yang dimiliki Kecamatan Gunung Tabur.

Memasuki dan meninjau Kantor Kepala Kampung, ia mengaku mendapatkan kesan Kepala Kampung yang bernama Muhtar, di samping sebagai pemimpin (karena dipilih langsung oleh warga masyarakat), dia juga sebagai manajer. Karena mampu menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Saya melihat para perangakat Kampung yang bertugas semuanya relatif masih muda. Usia mereka pada kisaran 25-35 tahun.

Menarik untuk dicermati, para perangkat kampung direkrut memiliki latar belakang etnis yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari Suku Bugis, Toraja, Jawa, dan warga asli Banua. Latar belakang pendidikan juga bermacam-macam. Bahkan ada yang lulusan dari PTN ternama, yaitu dari Universitas Brawijaya.

“Hubungan antara atasan dengan bawahan, sangat cair, seakan-akan seperti sebuah keluarga besar. Nampak dari wajah mereka memancarkan sinar riang gembira. Tidak ada yang stress atau perasaan tertekan. Mereka sangat bangga menjadi perangkat kampung. Bahkan, ada perangkat kampung yang sebelumnya bertugas sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD),” sebutnya.

Bunda Putri Arofah, begitu warga memanggil Ketua Tim Penggerak PKK, yang juga istri Kepala Kampung ikut menjelaskan seputar kegiatan PKK dan Kampung KB. Bunda ini memiliki segudang kegiatan dan prestasi yang membanggakan. Dia seorang sarjana, dan merupakan salah satu motivator dan inspirator ulung di Kampung tersebut.  Ketua TP-PKK ini tidak mau tinggal diam. Banyak ide dan gagasan yg dimunculkan membuahkan hasil dan pengakuan dari berbagai pihak. Baik Instansi Pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.

Beberapa kali Kepala Kampung beserta istri kompak dan tidak segan turun tangan membuang sampah rumah tangga ke tempat pembuangan sampah. Upaya ini akhirnya berbuah manis. Ketika Bunda Putri Arofah turun melakukan pembinaan pada PKK RT maupun Dasa Wisma, warga kampung dengan sigap mengatakan, "sudah tidak ada lagi sampah yang harus dibuang. Sudah bersih". Penanaman budaya danvperilaku hidup bersih dan sehat sudah merasuk ke dalam jiwa warga masyarakat. Warga merasa risih dan malu kalau lingkungannya kotor.(DPMPD Kaltim/Jauhar)

#Berita